Sabtu, 03 Agustus 2019

Sejarah, Jenis jenis, dan efek samping Narkoba

Sejarah Narkotika
Menurut BNN, narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang) adalah bahan/zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/psikologi (pikiran, perasaan dan perilaku) seseorang, serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi.
Di zaman kuno, tepatnya tahun 3400 sebelum masehi (SM), orang sudah mengenal narkotika dari sumber opium merah. Catatan paling awal mengenai opium berasal dari peradaban Mesopotamia, tepatnya bangsa Sumeria (saat ini Irak dan Kuwait). Saat itu, opium yang berasal dari bunga poppy disebut dengan "tanaman sukacita". Julukan tersebut menandakan bahwa sejak dahulu kala, orang mengenal narkotika dari fungsi rekreasinya. Penanam bunga poppy kemudian menyebar ke Yunani Kuno, Persia, dan Mesir. Persebaran inilah yang kemudian membuat beberapa orang mulai menyadari fungsi lain opium selain rekreasi.
Sekitar tahun 1333-1324 SM, di bawah pemerintahan Raja Tutankhamen, bangsa Mesir Kuno mulai mengetahui fungsi medis opium. Dulu, masyarakat Mesir Kuno menggunakan opium untuk membantu gangguan tidur, menghilangkan rasa sakit, bahkan menenangkan anak-anak yang menangis.
Baru pada tahun 400 SM, referensi medis untuk opium lebih jelas karena paparan HIppocrates. Opium, kala itu, mulai digunakan untuk anestesi selama operasi. Terlepas dari fungsi medisnya, masyarakat juga masih menggunakannya untuk rekreasi. Masyarakat tersebut belum menyadari efek kecanduan dari narkotika.
Narkotika mulai dikenal di China dan Asia Timur sekitar abad keenam dan ketujuh masehi melalui perdagangan di sepanjang Jalur Sutra. Selanjutnya, wilayah Asia justru menjadi penghasil bunga poppy yang paling besar.
Perkembangan Narkotika Jenis Baru
Anehnya, opium mulai menghilang dari catatan Eropa pada tahun-tahun selanjutnya. Dokumentasi mengenai nerkotika mulai muncul lagi sekitar tahun 1500-an. Dokumentasi pertama yang muncul berasal dari Paracelsus, ahli toksikologi pertama. Dia membuat pil opium menggunakan jus jerik dan emas. Paracelsus juga membuat laudanum, narkotika jenis baru dari opium dan alkohol.
Pada 1800-an, opium mulai diakui sebagai obat penghilang rasa sakit standar. Kala itu, komponen opium yang aktif secara farmakologis diisolasi.
Hasil isolasi itu menghasilkan morfin pada 1804 oleh apoteker muda Jerman, FWA Serturner. Nama morfin terinspirasi dari motologi Yunani, dewa mimpi bernama Moepheus. Dalam bentuk murni, morfin 10 kali lebih kuat dibanding opium. Karena kekuatannya itu, morfin kemudian digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit selama perang sipil AS. Sayangnya, hal ini justru menimbulkan masalah baru. Itu karena akibat penggunaan morfin sekitar 400.000 tentara menjai kecanduan.
Para ahli memutar otak untuk mencari bentuk morfin yang tidak membuat ketagihan. 1874, ahli kimia Inggris bernama Alder Wright membuat heroin dari morfin. Heroin menjadi isolat morfin yang dianggap lebih aman.
1890-an, perusahaan farmasi Jerman, Bayer mulai memasarkan heroin sebagai pengganti morfin dan obat batuk. Bahkan, dalam iklanya, Bayer mempromosikan heroin untuk digunakan pada anak-anak yang batuk dan pilek.
Lagi-lagi hasilnya adalah kecanduan. Awal 1900-an, kasus kecanduan heroin meningkat tajam di Amerika Serikat dan Eropa Barat.
1916, Bayer menghentikan produksi heroin dan menggantinya dengan oxycodone yang diharapkan tidak membuat ketagihan.
Perang Terhadap Narkoba
Kasus-kasus kecanduan hingga ketergantungan ini kemudian membuat pemerintah di sejumlah negara menetapkan aturan ketat terkait narkotika.
Di AS, tahun 1938, Undang-undang makanan, obat, dan komestik disahkan dan menuntut semuanya harus terbukti aman oleh FDA. Hanya saja, perkembangan narkotika tidak berhenti. Berbagai jenis narkotika semi-sintetis dan sintetis terus dikembangkan hingga kini.
Tahun 1973, pemerintah AS dengan tegas menyatakan perang terhadap narkoba. Salah satu faktor adalah tingginya insiden kecanduan heroin di AS. Namun semuanya berubah pada dekade pertama 2000. Penekanan baru pada kontrol medis terhadap nyeri ditekankan oleh pembuat kebijakan kesehatan dan industri farmasi.
Jenis Jenis Narkoba
Dokter adiksi sekaligus peneliti obat-obatan terlarang dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN) Jakarta, Hari Nugroho, mengungkapkan, narkoba tergolong dalam 3 jenis.
Tiga golongan narkoba itu adalah, golongan pertama (depresan), golongan stimulan, dan golongan halusinogen.
Untuk golongan depresan, sifatnya menekan fungsi saraf atau dengan bahasa lain sifatnya downer, yang termasuk golongan ini adalah alkohol, opioid seperti heroin, benzodiazepines, dan lainnya dan ada sebagian orang yang menggolongkan opioid atau narkotik menjadi golongan sendiri.
Sementara, untuk narkoba golongan stimulan memiliki sifat menstimulasi susunan saraf. Yang termasuk golongan stimulan adalah kokain, amfetamine dengan tipe seperti sabu, nikotin, caffeine, katinone, dan lainnya methamfetamin.
Kemudian, untuk golongan halusinogen bersifat menimbulkan efek halusinasi, seperti mengubah perasaan, pikiran, dan terkadang menciptakan daya pandang yang berbeda. Adapun, jenis-jenis narkoba yang tergolong halusinogen, yakni ganja, asam lisergat dietilamida (LSD), ekstasi, magic mushroom, peyote, dan meskaline

Efek samping dan bahaya narkoba

Penyalahgunaan zat akan menimbulkan efek samping yang cenderung ke arah negatif, tergantung dari zat yang dipakai.
Hari nugroho menyebutkan, efek samping yang terlihat adalah adanya gangguan fisik hingga gangguan kejiwaan. Misal heroin, penyalahgunaannya bisa menimbulkan risiko overdosis yang dapat berakibat fatal, termasuk tertular infeksi, seperti HIV atau hepatitis B atau C
Sementara, untuk kokain, sabu, dan lain atau yang tergolong stimulan juga memiliki risiko yang sama. Risiko overdosis dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, hipetermia, ataupun gangguan jiwa, seperti cemas, osikosis akibat methafetamine, perilaku kekerasan, dan lainnya Pada kasus lain, penggunaan sabu yang berisi methamfetamin bisa fatal dan bahkan berujung kematian. Hal ini karena sifat stimulan yang meningkatkan kerja dari organ tubuh seperti kerja jantung, jika overdosis bisa berakibat stroke.
Efek samping dari narkoba golongan halusinogen pun tidak jauh berbeda dengan dua golongan sebelumnya. risiko mengalami gangguan jiwa pun sangat mungkin terjadi pada narkoba golongan halusinogen. Pada pemakaian ganja misalnya, orang yang punya gen schiziphrenia, punya risiko lebih tinggi kemunculan schizophrenia, karena penggunaan ganjanya, terutama pada penggunaan yang berat.

Proses ketergantungan

Biasanya, orang yang terlanjur mengonsumsi narkoba digadang-gadang tidak akan berhenti penggunaannya dan terus ketagihan.
proses ketergantungan terdiri dari banyak faktor, seperti kondisi biologis, genetik dan faktor eksternal yang meliputi dosis dan frekuaensi pemakaian narkoba.
Faktor eksternal ini akan menimbulkan toleransi, yaitu dosis akan semakin naik, dan jika dihentikan akan menunjukkan gejala putus zat. Yang perlu diperhatikan oleh generasi muda yang memang pada masa ini adalah masa ingin tahu, harus mengetahui risk and benefit ketika akan menggunakan sesuatu, dengan penerapan risk and benefit ini, merupakan salah satu cara agar terhindar dari masalah penyalahgunaan narkoba. Selain itu, penting juga untuk berani menyuarakan "tidak" pada tekanan rekan sebaya yang mengajak menggunakan narkoba.
Narkotika adalah zat sintetis maupun semisintetis yang dihasilkan tanaman atau lainnya yang dapat berdampak pada penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa nyeri. Zat ini dapat menimbulkan ketergantungan pada penggunanya.
Jenis-jenis narkoba dari narkotika:
1. Morfin
Morfin berasal dari kata morpheus (dewa mimpi) adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat yang ditemukan pada opium. Jenis-jenis narkoba ini bekerja langsung pada sistem saraf pusat sebagai penghilang rasa sakit.
Jenis-jenis narkoba dan bahayanya:
- Menurunnya kesadaran pengguna
- Menimbulkan euforia
- Kebingungan
- Berkeringat
- Dapat menyebabkan pingsan, dan jantung berdebar-debar
- Menimbulkan gelisah, dan perubahan suasana hati
- Mulut kering dan warna muka berubah
- Mengalami kejang lambung
- Produksi air seni berkurang
- Mengakibatkan gangguan menstruasi dan impotensi
2. Heroin/putaw
Jenis-jenis narkoba selanjutnya adalah heroin. Heroin dihasilkan dari pengolahan morfin secara kimiawi. Akan tetapi, reaksi yang ditimbulkan heroin menjadi lebih kuat dari pada morfin itu sendiri, sehingga mengakibatkan zat ini sangat mudah menembus ke otak.
- Jenis-jenis narkoba dan bahayanya:
- Melambatnya denyut nadi
- Tekanan darah menurun
- Otot menjadi lemas
- Pupil mengecil
- Hilang kepercayaan diri
- Suka menyendiri
- Seringkali berdampak kriminal, misalnya berbohong, menipu
- Kesulitan saat buang air besar
- Sering tidur
- Kemerahan dan rasa gatal pada hidung
- Gangguan bicara (cadel)
3. Kokain
Jenis-jenis narkoba selanjutnya adalah kokain. Kokain merupakan berasal dari tanaman Erythroxylon coca di Amerika Selatan. Biasanya daun tanaman ini dimanfaatkan untuk mendapatkan efek stimulan, yaitu dengan cara dikunyah. Kokain dapat memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
Jenis-jenis narkoba dan bahayanya:
- Dapat memberikan efek kegembiraan yang berlebihan bagi si pengguna
- Sering merasa gelisah
- Menurunnya berat badan
- Timbul masalah pada kulit
- Mengalami gangguan pernafasanSering kejang-kejang
- Sering mengeluarkan dahak
- Mengalami emfisema (kerusakan pada paru-paru)
- Turunnya selera makan
- Mengalami paranoid
- Mengalami gangguan penglihatan
- Sering merasa kebingungan
4. Ganja/Kanabis/Mariyuana
Jenis-jenis narkoba lainnya yakni ganja. Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budi daya yang menghasilkan serat dan kandungan zat narkotika terdapat pada bijinya. Jenis-jenis narkoba ini dapat membuat si pemakai mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab). Tumbuhan ini telah dikenal manusia sejak lama. Seratnya digunakan sebagai bahan pembuat kantung, dan bijinya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minyak. Awalnya, tanaman ini hanya ditemukan di negara-negara beriklim tropis. Namun belakangan ini, di negara-negara beriklim dingin pun telah banyak membudidayakan tanaman ini, yaitu dengan cara dikembangkan di rumah kaca.
Jenis-jenis narkoba dan bahayanya:
- Denyut nadi dan jantung lebih cepat
- Mulut dan tenggorokan terasa kering
- Sulit dalam mengingat
- Sulit diajak berkomunikasi
- Kadang-kadang terlihat agresif
- Mengalami gangguan tidur
- Sering merasa gelisah
- Berkeringat
- Nafsu makan bertambah
- Sering berfantasi
- Euforia
Ganja merupakan salah satu jenis narkotika yang dapat mengakibatkan kecanduan. Jika pemakaiannya dihentikan, si pemakai sering mengalami sakit kepala, mual yang berkepanjangan, sering merasa kelelahan dan badan menjadi lesu.
5. LSD atau Lysergic Acid / Acid / Trips / Tabs
Jenis-jenis narkoba selanjutnya adalah LSD. LSD adalah jenis narkotika yang tergolong halusinogen. Biasanya berbentuk lembaran kertas kecil, kapsul, atau pil.
Jenis-jenis narkoba dan bahayanya:
- Sering berhalusinasi mengenai berbagai kejadian, tempat, warna, dan wak
- Sering terobsesi dengan apa yang ada dalam halusinasinya
- Sering juga mengalami paranoid akibat hal-hal yang dihalusinasikannya
- Denyut jantung dan tekanan darahnya meningkat
- Diafragma mata melebar
- Mengalami demam
- Sering depresi dan merasa pusing
- Memiliki rasa panik dan takut yang berlebihan
- Mengalami gangguan persepsi.
6. Opiat/opium
Jenis-jenis narkoba lainnya adalah Opium. Opium adalah zat berbentuk bubuk yang dihasilkan oleh tanaman yang bernama papaver somniferum. Kandungan morfin dalam bubuk ini biasa digunakan untuk menghilangkan rasa sakit.
Jenis-jenis narkoba dan bahayanya:
- Memiliki semangat yang tinggi
- Sering merasa waktu berjalan begitu lambat
- Merasa pusing / mabuk
- Birahi meningkat
- Timbul masalah kulit di bagian mulut dan leher
- Sering merasa sibuk sendiri
7. Kodein
Jenis-jenis narkoba selanjutnya adalah kodein. Kodein adalah sejenis obat batuk yang biasa digunakan atau diresepkan oleh dokter, namun obat ini memiliki efek ketergantungan bagi si pengguna.
Jenis-jenis narkoba dan bahayanya:
- Mengalami euforia
- Sering mengalami gatal-gatal
- Mengalami mual dan muntah
- Mudah mengantuk
- Mulut terasa kering
- Mengalami hipotensi
- Mengalami depresi
- Sering sembelit
- Mengalami depresi saluran pernafasan

Psikotropika

1. Ekstasi
Jenis-jenis narkoba di antaranya adalah ekstasi. Ekstasi adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai obat yang dapat mengakibatkan penggunanya menjadi sangat aktif. Ekstasi dapat berbentuk tablet, pil, serta serbuk. Nama Lain dari psikontropika jenis ini adalah inex, Metamphetamines.
Jenis-jenis narkoba dan bahayanya:
- Timbulnya euforia
- Mengalami mual
- Dehidrasi
- Timbul percaya diri yang berlebih
- Sering merasa kebingungan
- Meningkatnya denyut jantung, suhu tubuh, dan tekanan darah
- Mengalami pusing, bahkan pingsan
- Terganggunya daya ingat dan jika dipakai dalam jangka panjang dapat merusak otak
- Mengalami gangguan mental
2. Sabu-sabu
Jenis-jenis narkoba lainnya adalah sabu-sabu. Sabu-sabu merupakan zat yang biasanya digunakan untuk mengobati penyakit yang parah, seperti gangguan hiperaktivitas kekurangan perhatian atau narkolepsi.
Jenis-jenis narkoba dan bahayanya:
- Jantung berdebar-debar
- Naiknya suhu tubuh
- Mengalami insomnia
- Timbul euforia
- Nafsu makan menghilang
- Kekurangan kalsium
- Mengalami depresi yang berkepanjangan
3. Nipam
Jenis-jenis narkoba selanjutnya adalah Nipam. Nipam adalah sejenis pil koplo yang dikonsumsi untuk mengurangi anseitas. Biasanya digunakan secara bersamaan dengan minuman beralkohol yang sebenarnya dapat berisiko bahaya bagi penggunanya.
Jenis-jenis narkoba dan bahayanya:
- Mengalami cadel saat berbicara
- Jalan sempoyongan
- Wajah menjadi kemerahan
- Menjadi banyak bicara
- Kurang fokus
- Turunnya kesadaran

Zat Adiktif

Zat adiktif merupakan zat yang berbahaya, yang diperoleh dari bahan-bahan alamiah baik semi sintetis maupun sintetis. Zat ini dipakai sebagai pengganti morfin atau kokain yang bekerja mengganggu sistem saraf pusat. Contoh zat adiktif adalah lem, aceton, ether dan sebagainya.
Jenis-jenis narkoba dari zat adiktif:
1. Alkohol / etanol
Jenis-jenis narkoba dari zat adiktif adalah alkohol. Alkohol adalah senyawa organik yang memiliki gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon. Alkohol mengandung ethyl etanol,inhalen/sniffing berupa karbon yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik yang dihisap.
Jenis-jenis narkoba dan bahayanya:
- Teler/mabuk
- Menyebabkan kegagalan pernapasan akut seperti yang terjadi pada bahaya formalin.
- Menghilangkan kesadaran
- Dapat mengakibatkan kematian
2. Nikotin
Jenis-jenis narkoba lainnya adalah nikotin. Nikotin adalah senyawa kimia yang dihasilkan secara alami oleh tumbuh-tumbuhan sejenis suku terung-terungan seperti tembakau dan tomat. Nikotin merupakan salah satu racun saraf. Jenis zat ini biasanya digunakan untuk bahan baku pembuatan insektisida. Pada seorang perokok, proses kerja nikotin adalah masuk ke dalam paru-paru untuk selanjutnya diserap aliran darah. Dalam waktu kurang lebih 8 detik, zat ini akan sampai ke otak untuk selanjutnya merubah kerja otak. Proses penyebaran racun ini berlangsung cepat karena bentuknya mirip dengan acetylcholine yang normal terdapat di dalam otak.
Jenis-jenis narkoba dan bahayanya:
- Meningkatkan denyut jantung
- Meningkatnya kadar gula dalam darah seperti bahaya mengkonsumsi gorengan secara rutin.
- Menimbulkan efek segar setelah memakainya
- Menimbulkan euforia
- Nafas terasa berat
- Dapat mengakibatkan kanker dan stroke seperti bahaya makan mie instan terlalu sering.
3. Kafein
Jenis-jenis narkoba selanjutnya adalah kafein. Kafein adalah zat adiktif yang bekerja untuk mempengaruhi sistem metabolisme dan saraf pusat. Kafein digunakan sebagai pengurang rasa lelah serta untuk mencegah atau mengurangi rasa kantuk. Bagi para atlet, kafein biasanya dapat meningkatkan daya tahan agar kuat dalam berlari. Namun zat ini adalah penyebab asma dan makanan untuk penderita asam lambung yang harus di hindari. Kafein dapat menyebabkan efek kecanduan bagi penggunanya. Biasanya zat ini terdapat pada kopi dan teh.
Jenis-jenis narkoba dan bahayanya:
- Saat pengguna mulai menghentikan pemakaian zat ini, maka dapat menimbulkan pusing, ngantuk, pemarah, serta timbul kecemasan.
- Gangguan mood
- Meningkatnya stres
- Mempercepat rusaknya tulang
- Meningkatkan gula darah
- Meningkatnya tekanan darah
- Meningkatnya detak jantung
- Insomia
- Meningkatkan kadar asam dalam perut
- Mempercepat penuaan dini
- Gangguan prostat
Jenis-jenis Narkoba yang Paling Populer di Indonesia
1. Ganja
Nama populer Ganja di Indonesia dikenal dengan sebutan cimeng, marijuana, gele, pocong. Menurut survei yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2014, penggunaan ganja di Indonesia sangat tinggi, yaitu dari golongan pekerja sebanyak 956.002 orang, dari golongan pelajar sebanyak 565.598 orang, dan golongan rumah tanggal sebanyak 460.039 orang.
2. Sabu
Nama populer sabu di Indonesia dikenal dengan sebutan meth, metamfetamin, kristal, kapur, es. Menurut survei yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) penggunaan sabu di Indonesia sangat tinggi, yaitu dari golongan pekerja sebanyak 419.448 orang, golongan pelajar sebanyak 151.548 dan golongan rumah tangga sebanyak 189.799 orang.
3. Ekstasi
Nama populer Ekstasi di Indonesia dikenal dengan sebutan E, X, XTC, inex. Menurut survei yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) penggunaan Narkoba jenis ekstasi menduduki peringkat ke-3 yang sering dikonsumsi dengan jumlah pengguna dari golongan pekerja sebanyak 302.444 orang, dari golongan rumah tangga sebanyak 140.614 dan dari golongan pelajar sebanyak 106.704 orang.
4. Heroin
Nama populer di Indonesia dikenal dengan sebutan putaw, bedak, etep. Menurut survei yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) penggunaan Narkoba jenis Heroin berada pada peringkat ke-4 yang paling banyak dikonsumsi, dengan jumlah pengguna dari golongan rumah tangga sebanyak 33.358 orang, dari golongan pekerja sebanyak, 32.782 orang dan dari golongan pelajar sebanyak 29.838 orang.
5. Flakka
merupakan narkoba yang mengandung zat pyrrolidinopentiophenone atau  PVP atau alpha-PVP. Awalnya, Flakka merupakan obat sintesis yang dibuat sejak 1960. Flakka terlihat seperti sebagai kristal putih atau pink dengan bau yang menyengat. Seperti garam mandi, Flakka mensimulasikan efek kokain dan methamphetamine. Itu sebabnya narkoba tersebut sangat populer di kalangan orang dewasa hingga remaja. Direktur medis Center for Network Therapy Indra Cidambi mengatakan  kegembiraan yang disebabkan oleh Flakka jauh lebih kuat daripada yang dirasakan seseorang dari obat alami seperti kokain.
Penanganan Pertama dari Dampak Penggunaan Narkoba
Menurut penjelasan dari BNN yang dihimpun dari website BNN, pertolongan pertama yang dapat kita lakukan ketika menghadapi atau menyaksikan orang yang sedang dalam keadaan di bawah pengaruh dari penggunaan narkoba. Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan sebagai berikut:
1. Menggunakan air panas yang dimasukan ke dalam botol untuk meredakan sakit perut yang disebabkan akibat dari penggunaan narkoba, sehingga pengguna narkoba dapat merasa lebih baik.
2. Dilarang memberikan obat-obatan penghilang rasa sakit bagi orang di bawah pengaruh dari narkoba. Hal ini untuk menghindari kejadian fatal yang dapat menyebabkan kematian, karena pengguna sebelumnya telah menggunakan narkoba jenis obat yang dikonsumsi.
3. Sediakan kamar atau ruang kepada pengguna yang nyaman dan tenang. Orang yang baru saja melewati fase 'sakau' merasa nyaman dan mampu berpikir jernih. Hal ini sangat membantu dalam pemulihan.
4. Jika pengguna tidak dapat tidur, maka hendaklah menyediakan majalah, buku, radio, televisi atau sejenisnya yang dapat menjadi hiburan yang aman dan positif bagi pengguna. Agar dengan media tersebut dapat membantu pengguna tidur tanpa mengkonsumsi obat tidur.
5. Panggil tenaga profesional, seperti petugas kesehatan. Karena pengguna sangat membutuhkan hal tersebut dan agar penanganan menjadi tepat kepada pengguna yang sedang 'sakau'.
Sumber: Sains Kompas dan liputan6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar