Rambut adalah aset penting untuk
menunjang penampilan seseorang. Krena itulah, bagian tubuh ini sering disebut
mahkota yang perlu diperhatikan keindahan dan kesehatan.
Secara garis besar, rambut terdiri
atas hair shaft (batang rambut), arrector pili muscle (otot arektorpili),
sebaceous gland (kelenjar minyak), hair follicle (folikel rambut), hair bulb
(bulbus rambut) dan hair papilla (papilla rambut). Setiap helai rambut memiliki
tiga lapisan yakni medula dibagian tengah, korteks yang melingkari medula dan
merupakan bagian bagian utama rambut, serta kutikula (bagian luar yang keras
dan melindungi batang rambut).
Warna rambut atau pigmentasi
ditentukan oleh dua jenis melanin yaitu eumelanin dan pheomelanin. Tingkat
eumelanin memberikan warna cokelat pada rambut atau hitam gelap, sementara itu,
pheumelanin memberikan warna kuning, merah, atau cokelat pada rambut. Tingkat
pigmen melanin yang dapat berubah ubah juga bisa mengubah warna rambut. Salah
satu penyebabnya adalah efek penuaan. Seiring bertambahnya usia, produksi
melanin di akar rambut berkurang dan sejumlah besar rambut dapat tumbuh tanpa
pigmen. Melanin di produksi sel induk yang disebut melanosit dan terletak
didasar folikel rambut. Produksi melanin jadi terganggu ketika sel mulai mati
saat penuaan. Pada dasarnya setiap orang memiliki proses penuaan rambut (beruban)
yang berbeda beda tergantung dari kebiasaan pola makan, kebiasaan memakai
minyak rambut dan faktor genetik sehingga proses penuaan terjadi di usia yang
bervariasi misalnya ada yang dimulai dari usia 30 tahunan dan ada pula pada
usia 40 hingga 50 tahunan. Selain efek penuaan dan genetika, uban dapat muncul
secara prematur atau dini karena kekurangan vitamin tertentu seperti vitamin
b12. Gangguan hormon tiroid seperti hipotiroidisme atau hipertiroidisme juga
bisa membuat rambut jadi sangat kering dan rapuh. Virtiligo, stress dan anemia
pernisiosa juga mengakibatkan uban
muncul lebih dini. Penyebab rambut memutih lebih awal pun dapat dikaitkan dengan
berbagai kondisi lain seperti penggunaan bahan kimia pada rambut yang berlebih,
polusi dan merokok. Untuk menghitamkan rambut kembali biasanya masyarakat
menggunakan pewarna rambut. Itu merupakan hal lumrah. Bagi perempuan maupun
laki laki yang berjiwa muda, mewarnai rambut adalah eksperimen untuk tetap
tampil muda, modis dan fashionable.
Tapi, amankah kalau cat rambut sering
mampir ke kepala kita? Riset tentang kaitan cat rambut dan kanker dilakukan
sejak 1970an dan merupakan bahan kosmetik yang paling banyak diteliti sehingga
kita tak perlu takut mewarnai rambut. Kita tetap bisa tampil muda, modis, dan
fashionable dengan warna rambut yang diinginkan. Produk pewarna rambut telah
melalui berbagai riset. Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
Misalnya, reaksi pada pemilik kulit sensitif. Sebelum
mewarnai rambut, sebaiknya anda menjalani tes alergi dengan meletakkan zat
pewarna rambut di bagian tangan atau leher belakang telinga. Jika timbul rasa
gatal, lebih baik jangan melakukan pewarnaan rambut. Selanjutnya periode
pewarnaan rambut sebaiknya dilakukan minimal empat bulan untuk menghindari
rambut kusam dan kering. Saat ini ada berbagai metode pengecatan rambut.
Umumnya, rambut di bleaching sebelum di cat. Dalam proses bleaching, rambut di
kerok dan ditipiskan agar zat berwarna mudah masuk ke rambut. Bleaching secara
otomatis menggunakan bahan amonia untuk penetrasi cat ke dalam rambut.
Sayangnya, bahan kimiawi aktif itu bisa memicu kerontokan dan kebotakan. Hal
terpenting dalam mewarnai rambut yang aman adalah bagaimana metode
melakukannya. Semua itu kembali pada pengaplikasian pewarna rambut yang baik
dan benar . Sepanjang prosedur ini di jalankan, risiko yang tak diinginkan
dapat diminimalkan. Terlebih, teknologi sudah sangat maju dan amat
memperhatikan kesehatan. Amonia pada pewarna rambut bisa memicu terjadinya kanker pada kulit
kepala melalui akar rambut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar