Masih Bingung Pilih Premium, Pertamax, atau Pertalite? Ini Bedanya
Sebelum meluncurkan Pertalite, Pertamina memasarkan beberapa jenis BBM untuk kelas konsumen yang berbeda. Premium sejatinya dipasarkan untuk pengguna kendaraan umum dan sepeda motor yang membutuhkan BBM murah, meski kurang ramah buat mesin. Sedangkan Pertamax dan Pertamax Plus ditujukan untuk kendaraan pribadi kalangan kelas menengah ke atas.
Berikut ini beberapa hal yang membedakan antara Premium, Pertamax, dan Pertalite.
1. Nilai oktan
Bilangan oktan atauresearch octane number(RON) adalah angka yang menunjukkan kekuatan tekanan atau kompresi BBM terhadap mesin. Semakin tinggi kadar oktan sebuah jenis BBM, efeknya terhadap kinerja mesin semakin baik. Dengan BBM beroktan tinggi, residu atau kotoran sisa pembakaran pada mesin bisa diminimalkan. Karena harganya paling murah, Premium memiliki RON 88, sedangkan Pertamax dan Pertamax Plus masing-masing 92 dan 95. Pertalite, selaku "produk penengah" antara Premium dan Pertamax, memiliki RON 90.
2. Warna cairan
BBM jenis Premium memiliki warna kuning cerah, yang berasal dari zat pewarna tambahan (dye). Sedangkan Pertamax, yang berwarna biru kehijauan, dan Pertamax Plus, yang berwarna merah, tidak menggunakan pewarna sehingga pembakarannya lebih sempurna. Kini, Pertamina meluncurkan Pertalite, yang berwarna hijau terang sebagai dampak pencampuran bahan Premium dengan Pertamax.
3. Harga
Setelah subsidi BBM dicabut, harga Premium kini mencapai Rp 7.300 per liter. Sedangkan harga Pertamax dipatok dari Rp 9.300 (Jakarta dan sekitarnya) hingga Rp 21.700 (Papua) per liter. Namun Pertamina hingga kini belum mengungkap harga jual yang jelas untuk Pertalite. Meski demikian, dalam pernyataan kepada media di berbagai kesempatan, direksi Pertamina menyebut Pertalite akan dijual Rp 8.300-8.500 per liter.
4. Volume penjualan
Berdasarkan perhitungan rata-rata harian dari Pertamina, tingkat konsumsi Premium mencapai 70-80 ribu kiloliter, sedangkan Pertamax 8.000 kiloliter. Untuk Pertalite, Pertamina akan menyalurkan 8 kiloliter BBM untuk setiap SPBU selama masa percobaan.
Sebelum meluncurkan Pertalite, Pertamina memasarkan beberapa jenis BBM untuk kelas konsumen yang berbeda. Premium sejatinya dipasarkan untuk pengguna kendaraan umum dan sepeda motor yang membutuhkan BBM murah, meski kurang ramah buat mesin. Sedangkan Pertamax dan Pertamax Plus ditujukan untuk kendaraan pribadi kalangan kelas menengah ke atas.
Berikut ini beberapa hal yang membedakan antara Premium, Pertamax, dan Pertalite.
1. Nilai oktan
Bilangan oktan atauresearch octane number(RON) adalah angka yang menunjukkan kekuatan tekanan atau kompresi BBM terhadap mesin. Semakin tinggi kadar oktan sebuah jenis BBM, efeknya terhadap kinerja mesin semakin baik. Dengan BBM beroktan tinggi, residu atau kotoran sisa pembakaran pada mesin bisa diminimalkan. Karena harganya paling murah, Premium memiliki RON 88, sedangkan Pertamax dan Pertamax Plus masing-masing 92 dan 95. Pertalite, selaku "produk penengah" antara Premium dan Pertamax, memiliki RON 90.
2. Warna cairan
BBM jenis Premium memiliki warna kuning cerah, yang berasal dari zat pewarna tambahan (dye). Sedangkan Pertamax, yang berwarna biru kehijauan, dan Pertamax Plus, yang berwarna merah, tidak menggunakan pewarna sehingga pembakarannya lebih sempurna. Kini, Pertamina meluncurkan Pertalite, yang berwarna hijau terang sebagai dampak pencampuran bahan Premium dengan Pertamax.
3. Harga
Setelah subsidi BBM dicabut, harga Premium kini mencapai Rp 7.300 per liter. Sedangkan harga Pertamax dipatok dari Rp 9.300 (Jakarta dan sekitarnya) hingga Rp 21.700 (Papua) per liter. Namun Pertamina hingga kini belum mengungkap harga jual yang jelas untuk Pertalite. Meski demikian, dalam pernyataan kepada media di berbagai kesempatan, direksi Pertamina menyebut Pertalite akan dijual Rp 8.300-8.500 per liter.
4. Volume penjualan
Berdasarkan perhitungan rata-rata harian dari Pertamina, tingkat konsumsi Premium mencapai 70-80 ribu kiloliter, sedangkan Pertamax 8.000 kiloliter. Untuk Pertalite, Pertamina akan menyalurkan 8 kiloliter BBM untuk setiap SPBU selama masa percobaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar